Pesatnya pembangunan disegala bidang telah membawa kemajuan bagi kehidupan masyarakat Indonesia baik dari segi ekonomi, sosial, pendidikan maupun budaya. Disisi lain pembangunan itu telah membawa dampak perubahan kondisi lingkungan pada penurunan kualitasnya. Ini mencerminkan kurang seimbangnya antara pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan hidup.
Padahal keberlanjutan eklogis merupakan faktor mendasar bagi keberlanjutan pembangunan dengan mengutamakan aspek kelestarian lingkungan. Salah satu karakteristik utama pembangunan berkelanjutan adalah tekanan pada pentingnya dimensi antargenerasi dalam setiap pemanfaatan sumber daya alam dan ekosistemnya. Aktivitas pembangunan yang bertumpu pada pemanfaatan sumber daya alam tidak boleh menghilangkan peluang-peluang bagi generasi mendatang untuk secara adil menikmati berbagai manfaat dari kekayaan alam. Jangan sampai kondisi lingkungan yang carut marut dibiarkan saja tanpa upaya perbaikan.
Belakangan ini banyak terjadi kerusakan alam di Indonesia akibat perkembangan pembangunan. "Untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan alam lebih parah, saya harapkan kita dapat menggantikan tanaman yang rusak melalui penghijauan," ujar Rachmat Witoelar dalam sebuah sambutannya pada kegiatan penghijauan di pulau Serangan Bali.(Jumat, 13/2). Dihadapan ratusan anak-anak SD, SMP, masyarakat setempat Serangan serta pejabat lainnya, dengan santai penuh keakraban, menteri melakukan tanya jawab seputar kondisi lingkungan belakangan ini termasuk Bali. Hujan deras yang sempat mengguyur bumi Serangan pagi itu tidak mengurangi semangat warga untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang dilanjutkan dengan penanaman pohon penghijauan ini. Sebelum rombongan Menteri tiba dilokasi, masyarakat setempat, anak-anak sekolah serta ratusan pegawai dilingkungan Pemkot Denpasar telah melakukan penanaman mangrove.
Disela-sela penanaman pohon, Menteri LH yang juga didampingi Kepala Pusat PLH Regional Bali dan Nusra mendapat pertanyaan wartawan seputar polemik pembangunan di Danau Buyan, belahan utara Bali.
Menteri Lingkungan Hidup yang kedatangannya ke Bali didampingi Ibu Rachmat Witoelar serta beberapa pejabat dilingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup ini dalam rangka menghadiri Serangkaian HUT ke-17 Kota Denpasar. Acara yang dipusatkan di pulau Serangan ini juga dihadiri Wali Kota Denpasar serta pejabat teras setempat dilingkungan Pemkot Denpasar. Kegiatan ini juga dikaitkan dengan Pencanangan Gerakan Bakti Penghijauan Pemuda (GBPP) dan Konservasi Alam Nasional (PPKAN). Berdasarkan laporan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar A.A. Bagus Sudharsana kegiatan ini sebagai agenda penghijauan di Kota Denpasar dalam rangka mengantisipasi kondisi lingkungan yang terjadi dewasa ini. Pohon yang ditanam sebanyak 500 pohon di pesisir pantai dan sekitarnya. Dari Serangan Denpasar, rombongan Menteri kemudian melanjutkan kegiatan di Tanah Lot, juga untuk melakukan penghijauan, serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh GAPENSI Provinsi Bali.
Sumber :
http://wwwnew.menlh.go.id/home/index.php?option=com_content&view=article&id=3532:MENTERI-LINGKUNGAN-HIDUP-MELAKUKAN-PENGHIJAUAN-DI-PULAU-SERANGAN---BALI&catid=43:berita&Itemid=73&lang=id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar